KEPRIBADIAN
WARGA NAHDLATUL WATHAN
Kepribadian warga Nahdlatul Wathan adalah ciri atau tanda yang menonjol yang mesti dimiliki oleh warga Nahdlatul Wathan sebagai pengamalan dari faham ke agamaan yang dianut oleh organisasi Nahdlatul Wathan, yaitu Islam Ahlussunnah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a.
Kepribadian ini digali dari khazanah ajaran-ajaran Pendiri Nahdlatul Wathan Maulanasy Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid sebagai penganut setia, penyiar tangguh dan pembela utama Islam Ahlussunnah wal Jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a.
Kepribadian ini tercermin pada muqaddimah dan permulaan Hizib Nahdlatul Wathan. Hizib Nahdlatul Wathan diawali dengan :
??
Artinya : Ya Allah, ya Hayyu, ya Qayyum, dengan rahasia “Kun fa yakun” makmurkanlah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah berdasarkan Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah sampai hari kiamat.
Ini termasuk keistimewaan Hizib Nahdlatul Wathan. Tidak ada dijumpai dalam sejarah, hizib yang dengan tegas dan tandas mencantumkan landasan ide dan faham Ahlussunnah wal Jama’ah, seperti Hizib Nahdlatul Wathan. Warga Nahdlatul Wathan hendaknya memiliki dan mengamalkan iman dan taqwa berdasarkan mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah itu baik dalam aqidah maupun dalam fiqh. Dalam aqidah menganut hasil ijtihad Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al Maturidi, dan dalam fiqh atau hukum Islam menganut hasil ijtihad Imam Syafi’i r.a. Itulah kepribadian warga Nahdlatul Wathan.
Termasuk kepribadian atau ciri khas warga Nahdlatul Wathan adalah mengamalkan kebajikan-kebajikan sebagai berikut :
1. Apabila bertemu dan berpisah selalu mengucapkan salam dengan sempurna, yaitu “Assalamu’alaikum warahmatullahi Wa barakatuh” dan menjawab salam dengan sempurna pula atau lebih baik seperti : “Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuhu wa ridlawanuh”.
2. Apabila berjabatan tangan dengan guru atau orang tua, terlebih lagi dengan Bapak Pendiri NW (Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid) dilakukan dengan mencium tangan.
3. Apabila Bapak Pendiri NW datang di suatu majlis, maka beliu disambut dengan do’a “Rabbana ya dzal jalali wal minan dan seterusnya”, dengan sikap berdiri dan diakhiri dengan aba-aba “hayyu”, setelah itu baru,lah mengucapkan salam secara serempak.
4. Setiap upacara, dan acara NW dibuka dengan Shalatun Nahdlatain dan ditutup dengan dengan do’a pusaka.
Artinya :
Ya Allah kami mohon dengan berkat kebesaranMu, semoga Engkau berkenan mencurahkan siraman rahmat dan kesejahteraan bagi junjungan kami, Nabi Muhammad saw, juga bagi semua Nabi dan Rosul serta keluarga dan sahabat mereka, semoga Engkau berkenan juga memakmurkan NWDI dan NBDI serta cabang-cabangnya sampai Hari Kemudian, dan semoga Engkau berkenan menolong kami, membuka pintu rahmat dan barakah-Mu bagi kami, memberikan kami rezki, melindungi dan mengampuni kami serta semua kaum muslimin, wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, Tiada Tuhan selain Engkau.
Doa Pusaka
Ya Allah, berilah kami manfaat apa yang Engkau ajari
Ya AIlah, ajarilah kami apa yang bermanfaat bagi kami
Ya Allah, berilah kami serta keluarga dan kerabat kami
kefahaman dalam ilmu-ilmu agama
Serta penduduk bumi laki dan perempuan
Ya Allah, berilah taufiq kepada kami dan mereka semuanya untuk melaksanakan apa-apa yang Engkau ridlai baik ucapan maupun perbuatan dengan kemurahanMu anugrahilah kami semua rezki yang halal selamanya dan teman-teman setia yang taqwa dan alim ulama’ agar kami memperoleh kebaikan dan terhindar dari bencana.
Ya Allah, perbaikilah hal ihwal dan tingkah laku kami semuanya dan bahagiakanlah kami dengan keridlaanMu
Ya Allah, bayarkan semua hutang kami sebelum Malakul Maut datang menjemput kami
ampunilah dosa kesalahan kami dan sembunyikan cacat cela kami
Engkaulah semulia-mulia yang menutup
Ya Allah, Yang Maha Agung dan Maha Pemurah Sebar-luaskan panji-panji Nahdlatul Wathan Peliharalah ia selamanya dari fitnah Anugerahilah pemimpin-pemimpinnya hidayah untuk mengikuti sunnah
Tolonglah mereka sepanjang hari siang dan malam
Rahmat Allah semoga tetap menyelimuti Al-Mushthafa Rasul yang mengajak kami kepada kebenaran dan kesetiaan dengan berlandaskan kitab suci Al Qur’an di dalamnya ada obat penawar bagi bani insan
juga semoga rahmat Allah tetap menyelimuti semua keluarga yang mulia dan para sahabat yang seperti pelita bersinar terang benderang.
Kuusapkan telapak tangan Junjungan Alam
telapak tangan yang bertasbih padanya batu-batuan
dan memuaskan dahaga bala tentara yang kehausan
dengan air bening yang memancar berhamburan
Kuusapkan telapak tangan itu
di atas taman kehidupanku
di atas mahligai akhiratku
di atas zurriyat, keturunanku
di atas lubuk-lubuk bathinku
dan di atas pilar-pilar zahirku
Ya Allah, Tuhan yang maha indah ciptaanNya
Ya Allah, Tuhan yang setiap kali suasana jadi gelita,
senantiasa cemerlang cahayaNya
Ya Allah, Tuhan penolong insan yang mendambakan siraman bantuan dan pertolonganNya
Ya Allah, Tuhan yang tidak bisa ditolak putusan-Nya,
pabila menetapkan suatu putusan
Ringankanlah kesulitan yang menimpa kami ini dengan cepat kesulitan ini kami rasakan sangat berat
Perkenankanlah doa kami, wahai Yang Engkaulah Tuhannya orang-orang mulia
Rahmat Allah semoga tetap menyelimuti Al Mushthafa Rasul yang mengajak kami kepada kebajikan dengan penuh kemuliaan juga rahmat Allah semoga tetap menyelimuti sanak keluarga serta sahabat-sahabat Rasul yang mulia sebanyak serpihan cahaya-cahaya kilat dan curahan hujan lebat.
5. Gemar berhizib dengan Hizib Nahdlatul Wathan, baik dengan sendiri-sendiri maupun berjama’ah.
6. Gemar shalat wajib berjama’ah, dan setelah selesai shalat membaca wirid 3.
7. Gemar dan tetap berupaya menghadiri pengajian-peilgajian yang diselenggarakan NW seperti Majlis Da’wah HAMZANWAD1 yang dipimpin oleh Bapak Maulanasy syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dan Majlis Ta’lim NW yang dipimpin oleh para Tuan Guru, para ustaz dan ustazah Nahdlatul Wathan.
8. Pandai-pandai memilih dan menentukan guru.
9. Menggunakan pakaian dengan sopan dan rapi sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a. utamanya para siswi, mahasiswi dan muslimat NW hendaknya menggunakan busana muslimah.
10. Menyebut dan memanggil nama Pendiri Nahdlatul Wathan dan guru-guru beliau dengan cara ta’zim seperti : Maulanasy syaikh, Al ‘Alimul ‘Allamah, dan yang semisal dengan kata-kata itu.
11. Menyebut jasa-jasa baik, kemuliaan, kelebihan perjuangan dan ajaran Bapak Maulanasy Syaikh dengnn “tahadduts bin ni’mah”.
12. Mencintai dan menghormati orang yang dicintai dan dihormati Bapak Maulanasy syaikh, utamanya Maulanasy syaikh Hasan Muhammad Al Masysyath, Al ‘A1lamtul Adib As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi dan guru-guru beliau lainnya, dan membenci setiap orang yang dibenci beliau.
13. Mematuhi fatwa dan ajaran beliau sebagai ulama’ dan sebagai pendiri NWDI, NBDI dan NW dengan siknp “Sami’na wa Atha’na” dan melaksanakannya dengan konsekwen serta penuh tanggung jawab.
14. Menampakkan loyalitas dan kesetiaan yang tinggi kepada pendiri NWDI, NBDI dan NW dan para pimpinan NW.
15. Memutuskan segala permasalahan yang sulit dipecahkan dengan berdasarkan musyawarah mufakat. Jika dengan musyawarah mufakat tidak dapat diputuskan, barulah dengan shalat istikharah.
16. Menerima do’a dengan melalui pengijazahan, utamanya do’a-do’a khusus.
17. Mengucapkan bai’at terutama oleh pengurus /pimpinan NW, pelajar, mahasiswa, thullab dan thalibat NW untuk bersedia dengan penuh kesetiaan dan tanggung jawab memperjuangkan dan tetap menegakkan ajaran-ajaran Nahdlatul Wathan dan memesankan kepada anak cucu masing-masing agar menjadi warga NW yang setia.
18. Memulai pidato dengan membaca basmalah, salam, hamdalah, shalawat dan “Allohumma ashlih ummata Muhammadin shallallohu ‘alaihi wasallam, wafarrij ‘an ummati Muhammadin shallallohu’alaihi wasallam, warham ummata Muhammadin shallallohu ‘alaihi wasallam, wansyur wahfadh Nahdlatal Wathani fil‘alamina bihaqqi Muhammadin shallallohu‘alaihi wasallam 3X), amma ba’du, dan pada akhir pidato mengucapkan “Wallohul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrasyad, wassalamu’alaikum warahmatullohi wa barakatuh”.
19. Setiap menulis surat dimulai dengan membaca basmalah, kemudian menulis “Bismillahi wa bihamdihi’ untuk menjunjung pendapat Imam-imam Al Muhtadin Al Mahdiyin minal Mujtahidin r.a. yang tidak membolehkan menulis Al Qur’an dengan selain huruf Arab. Sesudah “Bismillahi wa bihamdihi” barulah ditulis “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh”, kemudian diakhiri dengan “Wallahul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrasyad, Wassalamu, ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh” serta dicantumkan tanggal dan tahun Hijriyah.
20. Bergaul dengan orang-orang baik, dan dalam pergaulan tetap berusaha untuk dapat berbuat baik kepada semua orang seperti yang diajarkan Nabi Muhammad s.a.w. yaitu “Khaliqinnasa bi khuluqin hasan”.
21. Berbuat baik kepada semua orang yang telah berbuat baik kepada organisasi Nahdlatul Wathan.
22. Membacakan talqin bagi mayit.
23. Menghadiahkan pahala seperti pahala bacaan Al Fatihah dan lain-lainnya kepada sesama kaum muslimin, utamanya yang sudah meninggal dunia, karena kesemuanya itu termasuk bantuan kepada mereka sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab Ahlussunnah wal Jama’ah seperti kitab “Kasyfusy syubhati fi jawazil qira’ati ‘alal amwat” karangan Syaikh Mahmud Rabi’, pimpinan “Jam’iyyatun Nasyri wat Ta’lifil Azhariyyah” Majmu’u Tsalatsi Rasa’il karangan Syaikh Muhammad Al Arabi (guru Maulanasy Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid) dan lain-lainnya.
24. Membacakan Al Qur’an, tahlil, tasbih, tahmid, takbir/ do’a selaku tanda terima kasih bagi mereka yang beramal dan yang dimasukkan amal untuknya serta mendoakan mereka dan keluarga mereka. Hal ini dikenal dengan sebutan “Al ‘Ataqatul Kubra wal ‘Ataqatush Shughra” di kalangan para Shaufiyah min Awliya’illah dari abad ke abad dan tersebar di seluruh dunia Islam, dan dalam istilah Nahdlatul Wathan disebut “Asy Syafa’atul Kubra/Syafa’atul lkhwan”. Syafa’ah berarti tolong menolong. Orang-orang yang menolong kita untuk suatu perjuangan, kita tolong selaku tanda syukur dan terima kasih yang mendalam kepada mereka yang telah berjasa itu, dengan cara membacakan/mendo’akan melalui syafa’ah.
25. Bertawassul yaitu berdo’a dengan menggunakan wasilah sebagaimana yang lazim digunakan oleh para Imam dan Ulama’ terdahulu.
26. Membaca lafaz niat seperti Ushalli sebelum shallat.
27. Membaca do’a qunut dalam shalat shubuh dan shalat witir pada pertengahan kedua bulan Ramadlan.
28. Mengerjakan shalat sunnat qabliyah dan ba’diyah Jumu’ah masing-masing empat rekaat.
29. Melaksanakan shalat tarawih 20 rekaat tambah witir.
30. Setiap keluar dari rumah, untuk bepergian membaca
31. Menengadahkan kedua belah tangan dan mengangkatnya ketika berdo’a, dan setelah selesai berdo’a mengusap muka dengan kedua tapak tangan.
32. Meng”amin”kan do’a, karena meng”amin”kan do’a berarti ikut juga berdo’a.
33. Gemar beramal jariyah.
WARGA NAHDLATUL WATHAN
Kepribadian warga Nahdlatul Wathan adalah ciri atau tanda yang menonjol yang mesti dimiliki oleh warga Nahdlatul Wathan sebagai pengamalan dari faham ke agamaan yang dianut oleh organisasi Nahdlatul Wathan, yaitu Islam Ahlussunnah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a.
Kepribadian ini digali dari khazanah ajaran-ajaran Pendiri Nahdlatul Wathan Maulanasy Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid sebagai penganut setia, penyiar tangguh dan pembela utama Islam Ahlussunnah wal Jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a.
Kepribadian ini tercermin pada muqaddimah dan permulaan Hizib Nahdlatul Wathan. Hizib Nahdlatul Wathan diawali dengan :
??
Artinya : Ya Allah, ya Hayyu, ya Qayyum, dengan rahasia “Kun fa yakun” makmurkanlah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah berdasarkan Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah sampai hari kiamat.
Ini termasuk keistimewaan Hizib Nahdlatul Wathan. Tidak ada dijumpai dalam sejarah, hizib yang dengan tegas dan tandas mencantumkan landasan ide dan faham Ahlussunnah wal Jama’ah, seperti Hizib Nahdlatul Wathan. Warga Nahdlatul Wathan hendaknya memiliki dan mengamalkan iman dan taqwa berdasarkan mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah itu baik dalam aqidah maupun dalam fiqh. Dalam aqidah menganut hasil ijtihad Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al Maturidi, dan dalam fiqh atau hukum Islam menganut hasil ijtihad Imam Syafi’i r.a. Itulah kepribadian warga Nahdlatul Wathan.
Termasuk kepribadian atau ciri khas warga Nahdlatul Wathan adalah mengamalkan kebajikan-kebajikan sebagai berikut :
1. Apabila bertemu dan berpisah selalu mengucapkan salam dengan sempurna, yaitu “Assalamu’alaikum warahmatullahi Wa barakatuh” dan menjawab salam dengan sempurna pula atau lebih baik seperti : “Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuhu wa ridlawanuh”.
2. Apabila berjabatan tangan dengan guru atau orang tua, terlebih lagi dengan Bapak Pendiri NW (Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid) dilakukan dengan mencium tangan.
3. Apabila Bapak Pendiri NW datang di suatu majlis, maka beliu disambut dengan do’a “Rabbana ya dzal jalali wal minan dan seterusnya”, dengan sikap berdiri dan diakhiri dengan aba-aba “hayyu”, setelah itu baru,lah mengucapkan salam secara serempak.
4. Setiap upacara, dan acara NW dibuka dengan Shalatun Nahdlatain dan ditutup dengan dengan do’a pusaka.
Artinya :
Ya Allah kami mohon dengan berkat kebesaranMu, semoga Engkau berkenan mencurahkan siraman rahmat dan kesejahteraan bagi junjungan kami, Nabi Muhammad saw, juga bagi semua Nabi dan Rosul serta keluarga dan sahabat mereka, semoga Engkau berkenan juga memakmurkan NWDI dan NBDI serta cabang-cabangnya sampai Hari Kemudian, dan semoga Engkau berkenan menolong kami, membuka pintu rahmat dan barakah-Mu bagi kami, memberikan kami rezki, melindungi dan mengampuni kami serta semua kaum muslimin, wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, Tiada Tuhan selain Engkau.
Doa Pusaka
Ya Allah, berilah kami manfaat apa yang Engkau ajari
Ya AIlah, ajarilah kami apa yang bermanfaat bagi kami
Ya Allah, berilah kami serta keluarga dan kerabat kami
kefahaman dalam ilmu-ilmu agama
Serta penduduk bumi laki dan perempuan
Ya Allah, berilah taufiq kepada kami dan mereka semuanya untuk melaksanakan apa-apa yang Engkau ridlai baik ucapan maupun perbuatan dengan kemurahanMu anugrahilah kami semua rezki yang halal selamanya dan teman-teman setia yang taqwa dan alim ulama’ agar kami memperoleh kebaikan dan terhindar dari bencana.
Ya Allah, perbaikilah hal ihwal dan tingkah laku kami semuanya dan bahagiakanlah kami dengan keridlaanMu
Ya Allah, bayarkan semua hutang kami sebelum Malakul Maut datang menjemput kami
ampunilah dosa kesalahan kami dan sembunyikan cacat cela kami
Engkaulah semulia-mulia yang menutup
Ya Allah, Yang Maha Agung dan Maha Pemurah Sebar-luaskan panji-panji Nahdlatul Wathan Peliharalah ia selamanya dari fitnah Anugerahilah pemimpin-pemimpinnya hidayah untuk mengikuti sunnah
Tolonglah mereka sepanjang hari siang dan malam
Rahmat Allah semoga tetap menyelimuti Al-Mushthafa Rasul yang mengajak kami kepada kebenaran dan kesetiaan dengan berlandaskan kitab suci Al Qur’an di dalamnya ada obat penawar bagi bani insan
juga semoga rahmat Allah tetap menyelimuti semua keluarga yang mulia dan para sahabat yang seperti pelita bersinar terang benderang.
Kuusapkan telapak tangan Junjungan Alam
telapak tangan yang bertasbih padanya batu-batuan
dan memuaskan dahaga bala tentara yang kehausan
dengan air bening yang memancar berhamburan
Kuusapkan telapak tangan itu
di atas taman kehidupanku
di atas mahligai akhiratku
di atas zurriyat, keturunanku
di atas lubuk-lubuk bathinku
dan di atas pilar-pilar zahirku
Ya Allah, Tuhan yang maha indah ciptaanNya
Ya Allah, Tuhan yang setiap kali suasana jadi gelita,
senantiasa cemerlang cahayaNya
Ya Allah, Tuhan penolong insan yang mendambakan siraman bantuan dan pertolonganNya
Ya Allah, Tuhan yang tidak bisa ditolak putusan-Nya,
pabila menetapkan suatu putusan
Ringankanlah kesulitan yang menimpa kami ini dengan cepat kesulitan ini kami rasakan sangat berat
Perkenankanlah doa kami, wahai Yang Engkaulah Tuhannya orang-orang mulia
Rahmat Allah semoga tetap menyelimuti Al Mushthafa Rasul yang mengajak kami kepada kebajikan dengan penuh kemuliaan juga rahmat Allah semoga tetap menyelimuti sanak keluarga serta sahabat-sahabat Rasul yang mulia sebanyak serpihan cahaya-cahaya kilat dan curahan hujan lebat.
5. Gemar berhizib dengan Hizib Nahdlatul Wathan, baik dengan sendiri-sendiri maupun berjama’ah.
6. Gemar shalat wajib berjama’ah, dan setelah selesai shalat membaca wirid 3.
7. Gemar dan tetap berupaya menghadiri pengajian-peilgajian yang diselenggarakan NW seperti Majlis Da’wah HAMZANWAD1 yang dipimpin oleh Bapak Maulanasy syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dan Majlis Ta’lim NW yang dipimpin oleh para Tuan Guru, para ustaz dan ustazah Nahdlatul Wathan.
8. Pandai-pandai memilih dan menentukan guru.
9. Menggunakan pakaian dengan sopan dan rapi sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a. utamanya para siswi, mahasiswi dan muslimat NW hendaknya menggunakan busana muslimah.
10. Menyebut dan memanggil nama Pendiri Nahdlatul Wathan dan guru-guru beliau dengan cara ta’zim seperti : Maulanasy syaikh, Al ‘Alimul ‘Allamah, dan yang semisal dengan kata-kata itu.
11. Menyebut jasa-jasa baik, kemuliaan, kelebihan perjuangan dan ajaran Bapak Maulanasy Syaikh dengnn “tahadduts bin ni’mah”.
12. Mencintai dan menghormati orang yang dicintai dan dihormati Bapak Maulanasy syaikh, utamanya Maulanasy syaikh Hasan Muhammad Al Masysyath, Al ‘A1lamtul Adib As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi dan guru-guru beliau lainnya, dan membenci setiap orang yang dibenci beliau.
13. Mematuhi fatwa dan ajaran beliau sebagai ulama’ dan sebagai pendiri NWDI, NBDI dan NW dengan siknp “Sami’na wa Atha’na” dan melaksanakannya dengan konsekwen serta penuh tanggung jawab.
14. Menampakkan loyalitas dan kesetiaan yang tinggi kepada pendiri NWDI, NBDI dan NW dan para pimpinan NW.
15. Memutuskan segala permasalahan yang sulit dipecahkan dengan berdasarkan musyawarah mufakat. Jika dengan musyawarah mufakat tidak dapat diputuskan, barulah dengan shalat istikharah.
16. Menerima do’a dengan melalui pengijazahan, utamanya do’a-do’a khusus.
17. Mengucapkan bai’at terutama oleh pengurus /pimpinan NW, pelajar, mahasiswa, thullab dan thalibat NW untuk bersedia dengan penuh kesetiaan dan tanggung jawab memperjuangkan dan tetap menegakkan ajaran-ajaran Nahdlatul Wathan dan memesankan kepada anak cucu masing-masing agar menjadi warga NW yang setia.
18. Memulai pidato dengan membaca basmalah, salam, hamdalah, shalawat dan “Allohumma ashlih ummata Muhammadin shallallohu ‘alaihi wasallam, wafarrij ‘an ummati Muhammadin shallallohu’alaihi wasallam, warham ummata Muhammadin shallallohu ‘alaihi wasallam, wansyur wahfadh Nahdlatal Wathani fil‘alamina bihaqqi Muhammadin shallallohu‘alaihi wasallam 3X), amma ba’du, dan pada akhir pidato mengucapkan “Wallohul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrasyad, wassalamu’alaikum warahmatullohi wa barakatuh”.
19. Setiap menulis surat dimulai dengan membaca basmalah, kemudian menulis “Bismillahi wa bihamdihi’ untuk menjunjung pendapat Imam-imam Al Muhtadin Al Mahdiyin minal Mujtahidin r.a. yang tidak membolehkan menulis Al Qur’an dengan selain huruf Arab. Sesudah “Bismillahi wa bihamdihi” barulah ditulis “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh”, kemudian diakhiri dengan “Wallahul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrasyad, Wassalamu, ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh” serta dicantumkan tanggal dan tahun Hijriyah.
20. Bergaul dengan orang-orang baik, dan dalam pergaulan tetap berusaha untuk dapat berbuat baik kepada semua orang seperti yang diajarkan Nabi Muhammad s.a.w. yaitu “Khaliqinnasa bi khuluqin hasan”.
21. Berbuat baik kepada semua orang yang telah berbuat baik kepada organisasi Nahdlatul Wathan.
22. Membacakan talqin bagi mayit.
23. Menghadiahkan pahala seperti pahala bacaan Al Fatihah dan lain-lainnya kepada sesama kaum muslimin, utamanya yang sudah meninggal dunia, karena kesemuanya itu termasuk bantuan kepada mereka sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab Ahlussunnah wal Jama’ah seperti kitab “Kasyfusy syubhati fi jawazil qira’ati ‘alal amwat” karangan Syaikh Mahmud Rabi’, pimpinan “Jam’iyyatun Nasyri wat Ta’lifil Azhariyyah” Majmu’u Tsalatsi Rasa’il karangan Syaikh Muhammad Al Arabi (guru Maulanasy Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid) dan lain-lainnya.
24. Membacakan Al Qur’an, tahlil, tasbih, tahmid, takbir/ do’a selaku tanda terima kasih bagi mereka yang beramal dan yang dimasukkan amal untuknya serta mendoakan mereka dan keluarga mereka. Hal ini dikenal dengan sebutan “Al ‘Ataqatul Kubra wal ‘Ataqatush Shughra” di kalangan para Shaufiyah min Awliya’illah dari abad ke abad dan tersebar di seluruh dunia Islam, dan dalam istilah Nahdlatul Wathan disebut “Asy Syafa’atul Kubra/Syafa’atul lkhwan”. Syafa’ah berarti tolong menolong. Orang-orang yang menolong kita untuk suatu perjuangan, kita tolong selaku tanda syukur dan terima kasih yang mendalam kepada mereka yang telah berjasa itu, dengan cara membacakan/mendo’akan melalui syafa’ah.
25. Bertawassul yaitu berdo’a dengan menggunakan wasilah sebagaimana yang lazim digunakan oleh para Imam dan Ulama’ terdahulu.
26. Membaca lafaz niat seperti Ushalli sebelum shallat.
27. Membaca do’a qunut dalam shalat shubuh dan shalat witir pada pertengahan kedua bulan Ramadlan.
28. Mengerjakan shalat sunnat qabliyah dan ba’diyah Jumu’ah masing-masing empat rekaat.
29. Melaksanakan shalat tarawih 20 rekaat tambah witir.
30. Setiap keluar dari rumah, untuk bepergian membaca
31. Menengadahkan kedua belah tangan dan mengangkatnya ketika berdo’a, dan setelah selesai berdo’a mengusap muka dengan kedua tapak tangan.
32. Meng”amin”kan do’a, karena meng”amin”kan do’a berarti ikut juga berdo’a.
33. Gemar beramal jariyah.
0 komentar:
Posting Komentar